SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA (^_^)

Selamat Berpetualang dengan Postingan Saya :)

Rabu, 17 Juli 2013

welcome....
akhirnyaa gue bisa nulis lagi untuk kesekiankalinya..


AT BENTENG VREDEBURG

NI BLOG BARU TEMEN GUE
gue lagi di benteng Vredeburg, Yogyakarta, ID

Selasa, 20 Maret 2012

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1       Definisi Media Pembelajaran
Apakah media pembelajaran itu? Sebelum membahas mengenai arti dari media pembelajaran, kita bahas terlebih dahulu arti dari media. Media secara arti kata memiliki arti perantara atau pengantar. Selanjutnya menurut Robert Hanick dan kawan-kawan, media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Lalu kita juga perlu mengetahui peran media dalam proses komunikasi. Pembelajaran pasti mengandung komunikasi antara guru dan peserta didik. Kemp dan Dayton menjelaskan peran media dalam komunikasi adalah sebagai alat pengirim yang mentransmisikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan atau informasi. Berarti dapat kita lihat bahwa media merupakan jembatan penghubung antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Menurut Soeparno (1988), media adalah satu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Sedangkan definisi pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
            Selanjutnya kita bahas arti dari media pembelajaran. Berarti kita mengaitkan antara media dengan proses belajar. Menurut Fatah Syukur media pembelajaran adalah alat atau metodik  dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Berarti media diharapkan dapat mempermudah proses komunikasi antara guru dengan siswa. Sehingga pesan-pesan yang diberikan saat belajar dapat ditangkap dengan baik oleh peserta didik.
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
1.2       Sejarah Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam perkembangannya mula-mula dikenal suatu gerakan dalam dunia pendidikan yang dinamakan “Visual Education” pada tahun 1920-an. Gerakan ini sebenarnya diilhami oleh aliran realisme dalam pendidikan pada abad 17 yang dipelopori oleh Johan Amos Comenius yang mengarang buku teks pendidikan pertama yang berjudul ORBIS SENSUALIUM PICTUS (Dunia dalam gambar). Comenius melihat betapa sulitnya anak-anak di Eropa yang tidak berbahasa Latin (misalnya Jerman, Perancis, Rusia, dan sebagainya) untuk belajar bahasa Latin. Bagi mereka bahasa Latin sangat abstrak, karena itu Comenius menulis buku Orbis Sensualium Pictus. Dalam buku tersebut, tiap kata latin yang harus dipelajari diberikan gambar bendanya di samping kata tersebut. Dengan demikian bahasa Latin yang dipelajari oleh anak-anak menjadi lebih nyata/konkret dan mudah diingat. Aliran realisme inilah yang mendorong timbulnya aliran/gerakan “Visual Education” di mana guru harus menggunakan gambar-gambar untuk memperjelas apa yang diajarkannya.
Dengan ditemukannya radio pada tahun 1930-an, muncul gerakan “Audiovisual Education” yang menekankan pentingnya penggunaan audiovisual dalam pembelajaran. Di sinilah dikenal AVA (Audiovisual Aids ) yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada siswa. Jadi peranan AVA di sini adalah untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih jelas dan konkret. Karena itu juga disebut “Teaching Aids” (alat untuk membantu guru dalam mengajar).
Perkembangan berikutnya terjadi pada tahun 1950-an di mana pendidikan dipandang sebagai suatu proses komunikasi. Thomas dan Weaver pada tahun 1944 menciptakan suatu model komunikasi untuk kegiatan elektronika dan dalam kawasan matematika, sehingga muncullah istilah “Audiovisual Communication”. Selanjutnya muncul istilah “Educational Communication” dan kemudian “Educational Media”. Semuanya menampilkan fungsi baru yaitu komunikasi dalam penggunaan media.
1.3       Kegunaan Media Pembelajaran
            Kegunaan media komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
1.      Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
2.      Memotivasi siswa
3.      Menyajikan informasi
4.      Merangsang diskusi
5.      Mengarahkan kegiatan siswa
6.      Melaksanakan latihan dan ulangan
7.      Menguatkan belajar
8.      Memberikan pengalaman simulasi
1.4       Peranan Media dalam Pengajaran Bahasa
a)      Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik
b)      mengatasi batas-batas ruang kelas
c)      mengatasi kesulitan apabila suatu benda yang diamati terlalu kecil
d)      mengatasi gerak benda secara cepat atau lambat
e)      mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks untuk dipisahkan
f)        mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar
g)      mengatasi peristiwa-peristiwa alam
h)      memungkinkan terjadinya kesamaan dala pengamatan (Rohani, 1997:6)
i)        menurut Derek Rowntree, media pengajaran berfungsi membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon siswa. memberikan nbalikan dengan segera, dan menggalakkan latihan yang serasi
j)        Menurut McKnown, media memiliki 4 fungsi, yaitu: mengubah titik tekan pengajaran dari instruksional akademis menjadi pengajaran yang mementingkan kebutuhan kehidupan siswa, membangkitkan motivasi belajar, memberikan kejelasan, dan memberikan rangsangan.
1.5       Penggolongan Media Pembelajaran
            Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada empat klasifikasi media pengajaran yaitu:
1.      Alat-alat visual yang dapat dilihat
2.      Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar
3.      Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar
4.      Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.


















BAB II PEMBAHASAN
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DIAM (PENAMPANG TEKS BERGAMBAR) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
2.1       Pendahuluan
Pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Arab pasti memerlukan sebuah media yang tepat, agar para siswa dapat memahami secara benar tentang materi pelajaran yang dipelajari. Pendidikan merupakan usaha sadar menyiapkan peserta didik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bertujuan agar budaya yang merupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat diwariskan dan dimiliki oleh generasi muda. Agar tidak ketinggalan zaman, senantiasa relevan dan signifikan dengan tuntutan hidup. Diantara sekian banyak budaya yang perlu diwariskan kepada generasi muda adalah bahasa, karena bahasa marupakan alat yang sangat penting untuk berkomunikasi. Setiap negara mempunyai bahasa nasional sendiri-sendiri. Biasanya bahasa itu tersusun dari bahasa-bahasa daerah yang ada, sehingga memungkinkan adanya penggunaan dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi.
Masyarakat Indonesia mengenal berbagai macam bahasa. Ketika masih kanak-kanak dikenal bahasa ibu yaitu bahasa daerah, setelah masuk sekolah menengah diajarkan bahasa-bahasa asing pada sekolah-sekolah. Dan salah satu bahasa Asing yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut adalah bahasa Arab, terutama di sekolah-sekolah Islam dan pondok pesantren.
Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup, baik berbentuk klasik atau kuno maupun yang modern mempunyai kegunaan yang penting dalam agama, ilmu pengetahuan dalam pembinaan dan pembentukan kebudayaan nasional, bahkan hubungan internasional.

2.2     Pengertian dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran Visual
Media Pembelajaran Visual adalah segala sesuatu yang terlihat yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Media pembelajaran visual secara umum diklasifikasikan menjadi media gambar representasi, diagram yang menunjukkan hubungan antar konsep dan isi materi, peta yang menunjukkan hubungan antar unsur dalam isi materi, dan grafik. Contoh media gambar representasi ialah gambar dan foto. Lalu contoh grafik adalah tabel dan chart.
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain:
1.      Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, garis, dan simbol.
2.      Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik yangg biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.
3.      Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, simbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.
4.      Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukisan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
5.      Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian peserta didik
6.      Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
7.      Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.
Media Pembelajaran Visual tentu saja memiliki berbagai jenis. Antara lain:
1.       Media yang tidak diproyeksikan, diantaranya:
a)    Media realia (benda nyata).
b)    Model (benda tiruan dalam wujud tiga dimensi)
c)    Media grafis. Jenis-jenis media grafis adalah:
•    gambar / foto
•    sketsa:
•    diagram / skema.
•    bagan / chart
•    grafik
2.       Media proyeksi, diantaranya;
a)    Transparansi OHP (Overhead projector / OHP).
b)    Film bingkai / slide dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

2.3       Keuntungan Pemakaian Media Pembelajaran Visual

ü      Menarik
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran visual adalah, bentuknya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dalam media jenis gambar atau proyeksi, media tersebut dapat dibuat dengan menambahkan animasi yang eye catching, warna yang membangkitkan semangat, dan lain-lain. Sedangkan untuk Media yang berupa model, dapat diwarnai dan dibentuk semirip mungkin dengan yang asli sehingga mudah diingat.
ü      Lebih mudah diingat
Seperti yang telah dibahas diatas, bentuk nyata, gambar, atau gambar bergerak akan lebih mudah diingat oleh para peserta didik. Apabila dibandingkan dengan media pembelajaran yang hanya berupa text book, para peserta didik akan sedikit kesulitan untuk mengingatnya.
ü      Variatif
Karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
Misalnya saja, dalam pelajaran matematika saat membahas tentang subbab bangun ruang, guru dapat menggunakan semua media pembelajaran, mulai dari gambar (yang mungkin berupa poster, hasil gambar pendidik sendiri, dan lain-lain), benda nyata (dengan membawa barang yang berbentuk bangun ruang), atau dengan membuat video gambar bergerak tentang bangun ruang.
ü      Dapat melibatkan anak untuk menggunakannya
Maksudnya disini, apabila media pembelajaran visual yang digunakan adalah media pembelajaran non proyeksi, para peserta didik dapat dengan langsung menyentuh dan belajar menerangkannya juga.
Misalnya, saat mempelajari anatomi tubuh dalam pelajaran biologi, peserta didik dapat diminta maju kedepan, melihat model anatomi lebih dekat, dan diminta untuk menunjukan satu bagian yang diminta oleh pendidiknya.

2.4       Kerugian Pemakaian Media Pembelajaran Visual

ü      Sulit dibawa-bawa
Beberapa media pembelajaran visual yang memiliki ukuran besarcukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa.
ü      Membutuhkan listrik
Untuk media pembelajarn visual yang diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
ü      Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak
Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.

2.5     Penggunaan Papan Flanel Teks Bergambar Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
            Anak-anak usia MTs (Madrasah Tsanawiyah) tentu saja harus sudah dapat menguasai bahasa arab untuk tingkatan usia mereka. Oleh karena itu, proses belajar harus didukung dengan media pembelajaran yang tepat. Dalam proses pembelajaran, penggunaan media pembelajaran berbasis visual diam pada kenyataannya mampu merangsang kemampuan verbal siswa. Salah satunya dengan mengguakan media penampang teks bergambar. Berikut adalah penjelasan tentang media penampang teks bergambar untuk siswa kelas 2 di Madrasah Tsanawiyah.
2.6       Pengertian Media Visual Papan Flanel Teks Bergambar
Papan flanel sering juga disebut sebagai visual board, adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana padanya diletakkan potongan gambar-gambar atau simbol-simbol lain. Gambar-gambar atau simbol-simbol tersebut biasanya disebut item papan flanel. Flannel Board (Papan Flannel) adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan styrofoam berlapis kain flanel ini dapat digunakan dengan praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.
Merupakan sebuah media yang terbuat dari bahan styrofoam yang dilapisi kertas karton berwarna-warni yang di dalamnya terdapat sekumpulan teks bacaan yang di beberapa bagian katanya sengaja dihilangkan untuk merespon kemampuan psikomotorik siswa. Sebagai gantinya, kata-kata yang dihilangkan diganti dengan pilihan gambar yang yang sesuai dengan kelanjutan isi bacaan atau teks tersebut yang disajikan guru secara terpisah.
2.7       Tujuan Penggunaan Papan Flanel  Teks Bergambar
Penggunaan media teks bergambar bertujuan untuk merangsang sensorik siswa agar mereka mampu menghafal kosakata (Mufrodat) dengan cara yang lebih mudah. Karena jika pendidik hanya memberi tugas siswa untuk melengkapi teks hanya dengan sederetan kata-kata, maka bisa jadi siswa akan bosan. Namun jika teks tersebut diberi gambar dan ditempatkan di penampang yang mempunyai warna yang menarik dan bervariasi, maka siswa akan merasa lebih nyaman dan lebih cepat menghapal karena melihat gambar.
2.8       Kelebihan Media Papan Flanel
Papan flanel tentu saja mempunyai kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, antara lain:
1.      Tidak memerlukan ruangan khusus yang membutuhkan tempat banyak
2.      Dapat dibuat sendiri
3.      item-item dapat diatur sendiri
4.      dapat dipersiapkan terlebih dahulu
5.      item-item dapat digunakan berkali-kali
6.      memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa,
7.      menghemat waktu dan tenaga.
8.      Mudah digunakan dan diganti-ganti
9.      Biaya yang diperlukan relatif murah
10.  Papan tulis selalu tersedia di ruang kelas
11.  Siswa menjadi tertarik karena terdapat warna-warna yang menarik perhatian.
2.9       Kekurangan media Papan Flanel
Papan flanel tentu saja selain mempunyai kelebihan, pasti mempunyai kekurangan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, antara lain:
1.      Hanya cocok diterapkan pada kelompok kecil
2.      Guru harus terampil dalam penyajiannya (apalagi jika memerlukan penjelasan verbal)
3.      Seringkali dianggap tidak perlu dan tidak bermutu karena dianggap tidak menarik jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan.
4.      Pada umumnya terletak pada kurangnya persiapan dan kurangnya keterampilan para guru.
2.10     Teknik Pembuatan Papan Flanel
Alat dan Bahan Membuat Flanel terdiri dari:

A.  Alat:
1.      Gunting
2.      Cutter
3.      Lem Kertas
4.      Double Tape
5.      Selotip

B.   Bahan:
1.      Styrofoam ukuran 75x100 cm
2.      Push Pin
3.      Kain Flanel bervariasi warna
4.      Kertas Karton Aneka Warna
5.      Gambar-gambar yang sesuai materi



Untuk membuat papan flanel, maka langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Siapkan styrofoam warna berukuran 75x100 cm
2.      Lapisi styrofoam dengan kain flanel yang telah dibentuk sedemikian rupa
3.      Gunakan kain flanel beraneka warna (minimal 3 warna)
4.      tempelkan kain flanel yang telah dibentuk tadi mengggunakan double tape dan rekatkan dengan kuat ke styrofoam
5.      Tempelkan kertas karton yang telah berisi teks, percakapan, dsb ke styrofoam yang telah dilapisi flanel menggunakan push pin.
6.      Maka jadilah sebuah media display berupa papan flanel bergambar.

Persiapan penggunaan :
1.      Persiapkan diri
2.      Siapkan peralatan
3.      Siapkan siswa
2.11   Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Papan Flanel Teks Bergambar
Pada dasarnya penggunaan media seperti ini memudahkan siswa untuk menghapal mufrodat dengan media perantara gambar. Teknis pelaksanaannya yaitu:
1.      Mulailah dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk pada pembelajaran pokok, guru berdiri disamping papan flannel,
2.      Gantungkan papan flanel ke depan kelas,
3.      Libatkan siswa dalam penyajian, mintalah seorang siswa untuk tampil ke depan untuk mengulangi penyajian lalu lanjutkan dengan diskusi
4.      Gambar yang disajikan dapat berupa macam-macam Ism (nama). Tergantung dari materi apa yang sedang dipelajari siswa.
5.      mulailah untuk meminta siswa untuk menempelkan gambar yang sesuai dengan bagian yang telah dikosongkan
6.      Jika ada murid yang salah mencocokkan, maka pendidik mempersilakan murid lain untuk membenarkannya
7.      Menilai alat dan penyajian : apakah gambar-gambar sudah jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dapat dipahami isi pesan dengan penyajian.




BAB III PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami materi pelajaran dengan bantuan media. baik media yang sederhana maupun yang rumit. Pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Arab pasti memerlukan sebuah media yang tepat, agar para siswa dapat memahami secara benar tentang materi pelajaran yang dipelajari. Penulis mencoba membuat media pembelajaran dengan menggunakan media papan flanel teks bergambar.
3.2       Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, sumbangsih saran dan kritik yang membangun sangat kami perlukan dari pembaca agar di kemudian menjadi lebih baik lagi.















DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.
Danim, Sudarwan. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Dyren, Gordon dan Jeannette Vos. (2004). Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa
Rohani, Ahmad. (2010). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta